Sejarah Kontemporer Busana Muslim di Indonesia
Dari Kemerdekaan Hingga Orde Baru
Dari sejak kemerdekaan Indonesia, ada lima agama yang diakui secara resmi oleh Negara, yaitu Islam (85,1%) Protestan (9,2% Protestan), Katolik (3,5%), Hindu (1,8%), dan Buddha (0,4% ). Meskipun sebagian besar penduduk Indonesia beragama Islam, pemerintah menolak permintaan untuk menjadikan Indonesia sebagai Negara Islam. Pemerintah Orde Baru selalu mendorong partisipasi organisasi Islam dalam masalah sosial. Penggunaan jilbab menjadi populer di tahun 1980-an. Hal itu disebabkan oleh situasi politik di Indonesia yang membuka jalan bagi perkembangan organisasi-organisasi Islam. Meski demikian, masih ada perusahaan dan organisasi yang melarang pegawai atau anggota perempuannya menggunakan jilbab.
Gerakan Global Islam
Gerakan revolusi Islam di Iran, yang salah satunya mewajibkan perempuan di sana menggunakan jilbab, membawa pengaruh besar bagi dunia. Pengguna busana muslim wanita menjadi lebih terbuka, termasuk di Indonesia. Globalisasi Islam terjadi seiiring dengan perkembangan media audio visual massa. Penganut agama Islam akhirnya merasa menjadi anggota masyarakat internasional.
Popularisasi Busana Islam
Pemimpin rezim Orde Baru, Soeharto, melakukan pendekatan kepada para pemimpin Negara Islam. Pemerintah kala itu memberi bantuan dana untuk pembangunan institusi dan perkembangan organisasi Islam. Anak kepala Negara, Siti Hardijanti Rukmana, yang akrab dipanggil Mbak Tutut pun mulai mengenakan jilbab dengan gaya yang menarik perhatian di masa itu. Efeknya, banyak perempuan mengikuti gayanya. Bisa dikatakan, inilah awal mula gerakan mode dalam hal baju muslim.